Wednesday, May 11, 2016

Tipe orang-orang kalau lagi packing untuk hikking menurut Mis Alnya. :D

Sedikit tipe orang-orang kalau lagi packing untuk hikking menurut penulis blog ini adalah 



1.       TipE RApi terstrukTUR (TERATUR)

Model ini ni biasanya mereka packing tuh dengan menggunakan list. Engga boleh di ganggu gugat apa yang udah mereka tulis. Biasanya masukin nya bener2 sesuai list.
Contoh :
List barang :                -     Trash bag, matras
-          Sleeping bag (SB)
-      Perkap pribadi (baju, celana, kolor, bh, apapun yang bersifat pribadi tapi  bukan perasaan ya. tssaaahhh)
-          Air minum (sekuat dia bawa)
-          Nesting
-          Kompor
-          Gas kecil
-          Dan lain lain
Nah biasanya orang-orang seperti ini paling malas kalau disuruh nambah barang diluar kesepakatan awal. Pokoknya sistem mereka adalah strict to the list. Yah ada positifnya mereka lebih hafal dengan barang yang mereka bawa dan mereka cenderung menjaga banget barang bawaan nya. Tidak menutup kemungkinan juga model yang lain ikut menjaga tapi model yang ini lebih mirip orang yang perfeksionis.

               
2.       Tipe aPA LU mau Gua ADA (PALUGADA)

Model orang ini nih kalau packing barang buat hikking biasanya orang-orang kuat. Dia biasa membawa tenda, kompor, nesting, minum (melebihi batas normal), makanan (porsi kuli), plus barang bawaan pribadinya. Kebayangkan kuat nya orang ini??!!! Dan biasanya mereka pada saat packing barang itu model2 legowo. Contohnya ketika yang lain tas nya sudah tidak muat pasti dia akan ditanya “sob, tas lau masih muat gak? Gua punya udah penuh nih” dan jawaban si sob pasti “oh yaudah taro di gua aja, biar gua yang bawa”. Selain karena kuat kadang karena gengsi sob! Hahahaha asal beneran kuat sih gapapa supaya tidak menyusahkan. Hahahaha


3.       Tipe BAnyak GAya tapi Ogah BERrat (BAGA OBER)

Nah ini nih yang kurang ajar. Kenapa kurang ajar karena pasti pada saat proses packing bener-bener nguji kesabaran teman-temannya. Bayangkan masih packing aja udah menguji kesabaran bagaimana pas mendaki. Allahuakbar ga kebayang ane Gan!! Pasti rasanya pengen deket-deket Gusti Allah wae.
Mereka ini biasanya hikking buat gaya-gaya aja, Cuma mau bawa barang pribadi dan barang yang sekira nya penting buat mereka. Style is numero uno untuk orang begini. Dan believe it or not kalo ada yang nanya “ini nesting bla bla bla siapa yang mau bawa?” kalian bisa liat langsung ekspresi orang model begini pasti lagi pura-pura ga denger atau lebih parah pura-pura lagi di negeri narnia lagi main kejar-kejaran sama Aslan.
Kalo kalian angkat carriernya pasti ringan seperti angin yang terbang melalui celah-celah dedaunan di pantai.  


4.       Tipe Seperlunya

Model ini ya beda-beda tipis sama yang tipe teratur, kenapa? Karena mereka hanya bawa yang sekiranya mereka perluin aja. Tapi model yang begini nih biasanya suka back up temen nya karena carrier nya bener-bener barang yang di perluin dan penting. Biasanya kaya peta, kompas, tenda, SB, Matras, kompor, gas, tenda + frame + pasak, barang pribadi seperlunya saama minum + snack. Model begini nih biasanya selow banget alias santai. Packing paling akhir atau lama tapi kebawa semua barang dia dan space di carrier dia masi bisa dipake buat transfer barang temen nya pas temen nya udah engga kuat bawa beban hidupnya. Hahahahaha


                Kayanya baru segitu aja yang gua tau karena gua masih newbie dalam mendaki gunung. Dan ini hanya berdasarkan observasi penulis saja, kalau terjadi kesamaan ya mohon maklum penulis engga bermaksud sengaja. Yang penting kalau mau packing tuh dikira-kira. Penting atau engga, cukup atau enggak, jangan memaksakan gengsi gua bawa berat atau gua bawa ringan. Always remeber, safety first!
Usahakan bawa barang yang penting banget seperti sekop. alat ini emang simple tapi sangat penting dan biasanya dilupakan beberapa orang. Kalian bisa rasain nanti bagaimana fungsinya kalo udah mules-mules diujung tanduk dimana yang ada dipikiran kalian adalah lari ke semak-semak tersembunyi buat buang hajat yang udah kalian tampung sedemikian rupa untuk dipersembahkan kepada bumi.


Tetap semangat. Thanks for reading ;-}

Friday, March 11, 2016

Cerita dari Gn. Lawu


Hallooooo….
Sudah lama sekali tidak menulis di blog ini. Rasa-rasanya blog ini kalau dalam imajinasiku seperti banyak sarang laba-laba dan mungkin banyak juga debu dan lumut. Untung saja tidak berhantu (karena penulis tidak suka horror) hahaha..

Kali ini aku ingin bercerita tentang perjalananku setelah Gunung Ciremai, berdasarkan apa yang aku ingat. Jadi kalau ada yang salah atau kurang mohon di maklumi. I’m only human, nobody is perfect, but you can try to be the best! Baiklah mari kita mulai! (bersiap-siap dengan cemilan dan 1 botol susu coklat)

Halo, Rencana Petualangan.
Sore itu di kampus, aku sedang berjalan dari gedung fakultasku menuju gedung fakultas teknik untuk mengunjungi beberapa teman di ruangan UKM pecinta alam kampus. Saat hendak menuju kesana aku dipanggil oleh seorang teman panggil saja dia Armando. Dia langsung berbicara padaku tanpa basa basi, mengajakku untuk mendaki sebuah gunung yang bernawa Gunung Lawu.
Mulanya aku banyak bertanya dari siapa saja pesertanya, kemudian budget nya dan transportasi juga logistic. Setelah aku bertanya ini itu padanya kemudian aku memutuskan untuk berkata iya dan juga tidak lupa minta ijin untuk mengajak kedua temanku yang waktu itu ikut ke Ciremai. Kemudian aku melanjutkan kembali perjalananku menuju gedung teknik.
* * *

Keputusan.
Sampailah aku di ruangan UKM pecinta alam ku. Sesampainya disana aku bertanya pada temanku yang ikut mendaki ke Gunung Ciremai waktu itu. Ternyata setelah kutanyakan pada mereka jawaban mereka adalah tidak bisa. Apa boleh buat, saat itu pun tak ada alas an juga dariku untuk membatalkan kata “iya” yang sudah ku ucapkan pada Armando. Jadi kuputuskan aku saja yang berangkat bersama dengan ke 4 teman Armando yaitu Lyandri, Douglas dan Pandhu.
* * *

Persiapan!
Persiapan dilakukan jauh-jauh hari untuk pembelian tiket. Kami memutuskan untuk pergi naik kereta. Kemudian untuk konsumsi kami putuskan membeli h-1 perjalanan. Entah apa yang aku pikirkan saat itu, seharusnya aku menyiapkan h-3 sebelum kami pergi melakukan perjalanan itu. Hahahaha
Tapi tak apalah bertarung dengan waktu sepertinya seru untuk dilakukan sekali-kali. Asal jangan menjadi kebiasaan tak apalah. hahahahaha.. (bagi adik-adik yang membaca, mohon jangan ditiru ya. Ini tidak baik. Hahahaha.. )
* * *

Akhirnya sampailah hari keberangkatan!
Saat itu aku merasa senang hingga perutku seperti penuh kupu-kupu. Aku juga merasa was-was, khawatir juga merasa bersemangat. Dalam perjalanan menuju Gunung Lawu aku memikirkan apa saja yang harus kulakukan kemudian bagaimana medan disana. Bagiku setiap mendaki gunung aku mengibaratkan hal tersebut seperti proses pencapaian cita-cita dan medan perang. Medan perang disini adalah aku berperang melawan batas kemampuan dari diriku sendiri. Memang aku di kereta terlalu banyak berpikir hingga aku tertidur. Tetapi aku tidak benar-benar bisa tidur karena pikiranku tidak bisa diam barang satu detik pun. Hahahaha..
Pada saat itu pun kondisi kereta sangat ramai sekali.
* * *

Sampailah kami di stasiun Solo Jebres!
Kami sampai di stasiun Solo Jebres sekitar jam 5 pagi. Stasiun saat itu sangat sepi. Sangat wajar karena banyak orang masih bertualang di alam mimpi namun tidak semua, mungkin hanya beberapa. Begitu kami keluar dari stasiun kami memutuskan untuk membeli beberapa amunisi untuk perbekalan diatas gunung nanti seperti buah dan beberapa makanan ringan.
Pergilah kami dari pasar dengan berjalan kaki untuk mencari angkutan umum menuju terminal. Kami harus naik bus lagi untuk mencapai kaki Gunung Lawu.
     Setelah sampai di terminal bus, kami tidak langsung segera naik bus yang ada. Salah satu teman kami Lyandri adalah penawar yang sangat ulung menurutku. Hahahaha..
Dia sangat pandai menawar harga. Perlu diketahui jika kita berwisata dan menggunakan kendaraan umum, menawar itu perlu. (irit budget boss!) hahahaha..
Setelah deal barulah kami naik bus tersebut. Bapak kondekturnya ramah menurutku. Dan lagi-lagi aku terlalu bersemangat entah mengapa hingga perutku seperti penuh dengan kupu-kupu dan pikiran benar-benar tidak bisa diam. (Too much thinking is not good!)
Tapi tetap saja mataku terpejam dan rekan perjalanan yang lain nya sedang asik bercerita. Perjalanan pun terus berlanjut hingga terminal terakhir. Setelah kami sampai diterminal terakhir kami pun sarapan pagi kemudian naik mobil lagi menuju pos pendakian awal Gunung Lawu.
* * *

Cemoro Kandang.
Akhirnya sampailah di cemoro kandang yang menurutku adalah detik-detik menjelang pertempuranku.
Kami menuju pos pendaftaran untuk mendaftarkan diri dan setelah itu bersiap-siap sebelum melakukan pendakian. Kami pun dibekali informasi oleh penjaga pos pendaftaran apa saja yang boleh dilakukan dan tidak, kemudian jumlah jalur juga perkiraan waktu tempuh.
Sebelum kami memulai pendakian kami ber-5 berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. (Believe me! Doa itu penting!!! Salah satu nya sebagai self reminder buat diri sendiri. Menurutku sih, kalo menurut kalian ada yang lebih penting selain doa ya terserah.)
* * *

DIMULAI!
Kami berjalan selangkah demi selangkah. Tujuan kami ber-5 sama yaitu bisa sampai di puncak Hargo Dumilah bersama-sama. Langkah demi langkah ditempuh tanpa ada keluh kesah. Terima kasih sekali pada Tuhan dan Alam karena cuaca saat itu sangat baik dan cerah. Perjalanan kami lalui dengan canda tawa sewajarnya dan beberapa kali istirahat. Kami juga menyempatkan makan siang.
Kami tidak terburu-buru dalam melakukan pendakian supaya semua bisa sampai bersama-sama di tempat camp. Perjalanan masih terus berlanjut hingga langit berganti dari terang menjadi gelap. Ketika gelap kami sudah menyiapkan amunisi penerangan. Dan kami berjalan dengan jarak yang berdekatan tetapi tidak terlalu menempel.
(Kami tidak membawa lem jadi tidak bisa menempel. Hahahahaha.. )
Jalan yang kami lalui termasuk landai. Memang jalur mudah tapi bukan untuk diremehkan karena ini adalah ALAM SEMESTA. Setelah perjalanan panjang kami akhirnya sampai di tempat untuk berkemah.
Kami pun satu-satu membongkar tas ransel yang telah membantu kami membawa barang-barang dari bawah ke atas. (Walau kadang aku berimajinasi ransel ku bisa berjalan sendiri tanpa harus ku gendong. Hal itu muncul ketika aku benar-benar sedang lelah. Hahahaha.. ingat aku juga manusia.)
Kami pun membangun tenda dan fly sheet dan adapula yang masak. Udara malam itu sangat dingin dan cuaca tergolong cerah. Setelah selesai membangun tenda dan makan kami membereskan alat-alat masak juga berganti baju dan bersiap untuk istirahat. Kami memutuskan untuk melakukan summit attack pada pukul 5 pagi. Kami semua menyetel alarm jam 5 pagi kemudian kami istirahat.
Pagi pun tiba. Yeahh.. senang nya, tapi aku masih mengantuk namun tetap harus bangun, karena yang lain pun bangun. Hahahahaha..
Kami pun bersiap-siap tetapi kami sarapan terlebih dahulu, kemudian membereskan peralatan setelah itu baru summit attack.
Perjalanan menuju puncak ini terasa lebih ringan karena kami tidak membawa tas ransel besar. Jadi otomatis ritme kaki ketika berjalan sangat santai. Salah satu teman ku memutuskan membawa tas ransel besarku untuk di isi beberapa snack dan minum. Akan tetapi di Gunung Lawu ada sebuah warung yang banyak dikenal orang dengan nama “Warung Mbok Yem”. Tetapi kami tidak sempat mampir karena kami terlalu fokus berjalan menuju puncak. Hahahahaha..
Sampailah kami di Puncak Hargo Dumilah. Hal pertama yang aku lakukan adalah bersyukur dan senang karena akhirnya aku sampai juga. Selain itu beberapa teman ku mengambil beberapa foto kemudian mengibarkan bendera masing-masing. Sayang sekali handphone ku rusak dan aku belum sempat untuk memback up foto-foto yang kuambil di Gunung Lawu.
Setelah puas berfoto-foto juga minum dan makan snack, kami memutuskan untuk turun dan tetap kami membawa turun sampah yang kami bawa.
* * *

Perjalanan Kembali.
Setelah kami sampai di tempat kami berkemah, kami memutuskan untuk makan lagi. Hahahaha.. (Mau bagaimana, perut lapar jadi harus makan supaya tidak sakit)
Setelah selesai makan kami membereskan semua peralatan dan mulai berkemas. Pada saat berkemas kami memastikan bahwa sampah-sampah plastik, kaleng, yang tidak bisa diurai tanah dibawa turun kembali. Kami pun akhirnya selesai berkemas dan berjalan turun menuju pos pendakian awal.
Perjalanan turun benar-benar menguras tenaga kakiku. Memang benar jalan menuju turun pun landai tetapi tetap saja membutuhkan tenaga ekstra daripada saat naik. Langkah demi langkah aku lakukan dan aku turun dengan cepat supaya tidak tertinggal oleh teman-teman yang lain. Selain itu kami tidak mau ketika kami sampai di pos pendaftaran awal hari sudah gelap.
Akhirnya kami sampai di pos pendaftaran dan hari belum gelap. Terima Kasih Tuhan dan Alam Semesta. 
* * *

Perjalanan Pulang.
Sebelum kami pulang ke Jakarta, kami menyempatkan untuk membeli emblem atau badge atau logo gunung lawu. Kemudian barulah kami melakukan perjalanan kembali ke Jakarta.
Perjalanan pulang ke Jakarta kami tempuh dengan menggunakan bus. Perjalanan dengan bus tidak secepat kereta. Kami berangkat menggunakan bus pada malam hari sekitar pukul 11 malam. Kami sampai di Jakarta sekitar pukul 4 atau 5 sore. Perjalanan dengan bus agak tersendat karena di daerah cikampek sedang dilakukan perbaikan jalan. Benar-benar memakan waktu yang sangat lama menurutku. Akan tetapi, pada akhirnya pun kami sampai di kampus dengan selamat dan dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari lagi.

- TAMAT -



Sekian cerita singkat dari ku tentang perjalanan menuju Gunung Lawu. Terima kasih telah membaca.



Wednesday, February 26, 2014

Ciremai Poenya Cerita

hihaaaaa mau share dikit tentang pengalaman gua naik gunung di kuningan ini.

Pada suatu hari (ceilah.. nyehehehe) 
Gua, dan kedua teman gua memutuskan untuk berkunjung ke satu gunung yang katanya sih, katanya loh adalah salah satu gunung sulit di Jawa Barat. Gunung Ciremai ini agak mistik juga "katanya". Tapi berdasarkan pengalaman yang gua alami selama disana nggak ada hal mistik yang terjadi sama gua. (Puji Tuhan, buat tanda salib) nyehehehe

Baiklah kita mulai aja petualangan gua bertiga dari awal sampe akhir. 

Sekitar jam empatan lah ya gua dan kedua teman gua yang bernama Granda dan Rei, mulai packing barang bersama. Kita bagi-bagi barang yang akan dibawa. Kebetulan aja cuma bertiga. hahahaha 
Paling seru sih pas packing. Karena posisi kita saat itu masih junior jadi yah banyak perdebatan lah. You know, kaya ini yang bawa siapa, minum bawa berapa satu orang, dan masih banyak lagi. Dan tetap nih dimana kita bertiga kumpul yang namanya slek atau adu pendapat itu pasti ada. hahahaha 
Itu semua selalu terjadi begitu saja, tapi itu juga yang membuat kita bertiga yah bisa dibilang erat lah ya. nyehehehehe
Selesai packing kita yah foto2 dulu lah sama carrier. hahaha (ntar buat foto terakhir aja) 
setelah foto bersama carrier kami memutuskan untuk memulai perjalanan.

Kita naik busway kearah pulogadung dan naik bus lur agung, kalau tidak salah yah berarti benar. Bus nya nggak ada ac. Yah panas sih tapi seru. Bus nya ini super ngebut banget. Nah pas bus nya jalan datanglah abang kenek yang menagih uang perjalanan kita, dan bertanyalah dia sama kita, “mau kemana dek?” ; “kami mau ke kuningan pak. Linggar jati turun nya. Lewat gak?” ;”lewat kok dek, tapi mending duduk di tengah aja. Berasa loh kalau di belakang dek”; dengan sombong dan santai kami bertiga bilang saut-sautan “ah enggak pak, dibelakang aja enak.” (dalem ati, belum tau bus nya kayak apa kalau di jalan) ; “yaudah deh dek, pegangan yah biar enggak loncat”. Gua mikir kenapa musti loncat orang duduk kok, anteng pula. Yeah and that’s right. Gua dan kedua teman gua loncat2 enggak jelas dibelakang. Yah apa mau dikata, untung aja sih cuma sebentar ya balik lagi bersyukur. Nah setelah lewat dari acara loncat2 an yah gue memutuskan untuk tidur. Karena dari kami bertiga yang paling cepat tidur adalah gue. Dimanapun dan kapan pun gua akan tidur, karena tidur adalah kesempatan gua mengisi tenaga untuk pendakian nanti.
       Akhirnya sampailah kami di Linggar Jati, Kuningan. Omaaagggaaaaaaa dingin sekali dan masih gelap, gue rasanya masih mau tidur. Hellloowww gak ada pendaki lain pula. Kala itu gua masih yah dibilang takut ya lumayan lah apalagi denger mitos dari orang-orang katanya gunung ini adalah gunung keramat yang paling sulit di Jabar. Gak pernah kepikiran mau naik gunung ini.
       Jalanlah kami dari pertigaan menuju pos pendaftaran. Diperjalanan gue bertemu dengan dua orang pendaki, yah mereka didepan kita bertiga. Jauh juga sih jalan nya dan dataaarrrr meeenn. Yaudah lah yah, whatever kita tetap jalan bertiga. Dan datanglah mobil yang menawarkan untuk mengantar kita ke pos pendaftaran atau biasa disebut simaksi. Lumayan murah sih kita bertiga hanya dikenakan biaya dua puluh ribu rupiah. Dan sampailah kami di pos pendaftaran Jalur Linggar Jati. Namun sayang sekali pos nya belum buka. WHAT THE HELL!!!!! Masa kita naik kesiangan. Akhirnya yaudah gue buka matras dan you know, gue tidur. Hahahahahahha..
Teman-teman gue juga sih. Gak lama ada pendaki datang jalan kaki, yah itu dua orang yang kita temui di jalan. Bayangkan mereka jalan kaki jauh bangeeetttt. T^T
       Mereka datang dan ya ngaso-ngaso dulu, kemudian tanya2 juga. Akhirnya karena sepi dan masih tutup, tidur lagi deh kita. Kemudian datang lagi rombongan banyak banget. Gak tau darimana dan kita melakukan sedikit chit chat dan mereka memutuskan untuk jalan duluan tanpa mendaftar, which is illegal. Gak boleh tuh menyalahi prosedur, kalau menurut gue sih. Hehehe
       Gak lama pos pendaftaran pun terbuka dan kami mendaftarkan diri kemudian membayar simaksi dan kami bertiga memutuskan naik duluan dari pendaki yang lain. Eh iya nama kedua pendaki itu bang Iwan dan Bang Madhe. Mereka kuliah di Unindra. Bang Iwan kalau gak salah fakultas design komunikasi / DKV. Sedangkan bang Madhe ini fakultas ekonomi.
       Dari pos pendaftaran kita bertiga masih harus jalan lagi sampai pos pertama cibunar. Dan kalian bisa bayangkan rasanya. Astagaaaa malas sekali harus jalan di jalan yang masih bisa dilalui oleh kendaraan. Tapi yahh itung-itung pemanasan juga karena enggak ada kendaraan yang lewat. Hahahahaha
       Sampailah kita di pos pertama. Di pos pertama udah ramai. Banyak orang isi air disitu karena hanya pos pertama aja yang ada air. Gunung Ciremai terkenal kering. Hal ini makin menambah list kesulitan di gunung ini. Yah akhirnya kita mendaki terus tanpa henti. Yah berhenti sih sebentar tapi hanya dua menit aja. Gak lebih. Posisinya diatur oleh teman-teman gue. As a Leader ada Granda, di tengah ada gue, and as a sweeper is Rei. Sebenernya yah adalah rasa-rasa kesal tapi kami bertiga memutar rasa kesal itu menjadi gurauan dan kami tertawa terus sepanjang jalan. Semakin menanjak dan jalur semakin sulit. Ya ampunnnn, carrier ku rasanya kayak merobek kulit pundak ku. Hiks
Sampailah kita di pos kuburan kuda, it sounds creepy but it’s true. Naahh dari bawah kan kita udah jalan non stop, istilahnya sudah ketemu ritme nya, eh di pos kuburan kuda ini kita bertemu dengan salah satu senior alumni Untar, dia alumni Teknik Mesin, namanya Ko Hamwardi. Dia naik gunung ciremai cuma berdua aja sama temen nya. Well dia mirip banget sama senior alumni gua juga di mapala kampus gue. Kita sempet ngobrol lama banget dan aduh mereka buat cream soup dan itu membuat kita bertiga saling melirik karena lapaaarr. Cacing-cacing di perut kami berontak. Kita ditawarin tapi gengsinya selangitttt. Hahaha gak enak juga lah. Masa junior dimasakin sama senior. Akhirnya badan kita jadi dingin gara-gara keasikan ngobrol sama senior alumni. Tapi perjalanan harus terus dilakukan. Cielaahh hahaha
       Kami pamit dan melanjutkan perjalanan dan di pos berikutnya yaitu pos pangalap kami memutuskan untuk makan. Gak tahan boss sama lapar. Hahaha
Masaklah kami bertiga dan menghitung stock air. Kami sangat irit sekali sampai hamper pelit dengan air namun itu semua demi kebaikan kami bertiga juga. Walaupun tidak ada terlihat pendaki lain tapi kami tetap optimis. Target kami bertiga adalah bisa camp di pos sangga buana 2.
       Ketika kami melewati pos bapa tere tidak sengaja gue melihat lutung atau siamang, yah mirip2 lah dengan kera-kera gitu tapi dia berwarna abu2 dan bukan monyet yang kaya di topeng monyet abang-abang itu. Ihh senang banget bisa liat mereka. Yah tapi mereka cepat banget loncatnya. Namanya juga monyet main nya di pohon hahahaha
       Akhirnya hari sudah hampir gelap, kami segera mempercepat langkah supaya bisa sampai di tempat camp tujuan dengan segera. Sampailah kami di pos sangga buana 2. Dan hari sudah gelap, tapi gue bisa liat bintang-bintang banyak banget kayak ketombe. Iihhh asik banget walau dingin menggigit. Hihihi
       Kami mulai bongka-bongkar carrier dan menyusun fly sheet seperti bentuk bivak dan mengikat tali-tali di pohon dan membuat pasak dari kayu-kayu kecil di sekitar tempat camp. Jadilah tempat camp kami dan kami mengatur tempat untuk tidur, tapi sebelumnya makan dulu. Hahaha
       Malam itu yang memasak makanan adalah Granda, gue dan Rei bertugas membersihkan tempat makanan dan kalian tahu akua kami masih sangat banyak sekali yang belum terbuka segelnya. Padahal besok kami sudah pulang. Yasudah lah apa mau dikata. Selesai makan kami tidur bertiga di dalam flysheet dan kami memutuskan untuk naik ke puncak pukul lima pagi. Setelah kami tidur terlelap sebenarnya gue belum lelap-lelap amat sama si Rei, tapi Granda udah pules banget. Dan ketika gue dan Rei udh hampir terlelap ehhh terdengar suara pendaki lain dan seketika itu juga Granda terbangun dan membangunkan kami dengan gaduh. Haaaa rasanya baru terpejam sebentar tapi udah harus bangkit mengejar sunrise. T^T T^T T^T T^T T^T T^T T^T T^T
       Akhirnya kami membawa 1 carrier yang paling kecil yaitu milik ku. Hahaha
Dan kami isi dengan makanan juga minum. Naiklah kami ke puncak dan seperti biasa gue paling bontot nyampeknya. Meeenn gileee capek hilang setelah melihat lautan awan dan puncak gunung Slamet yang menyapa kami bertiga dari seberang sana. (sok puitis) hahahahahaha
       Setelah itu kami berfoto-foto bersama dan memutuskan segera turun supaya kami tidak kemalaman ketika sampai di pos pendaftaran. Dan kami memutuskan untuk sedikit mempercepat dengan berlari. Akan tetapi yah namanya musibah enggak pilih orang dan tempat. Kaki gue terkilir dan gue enggak bisa bangun. Sempat panic tapi gue engga ambil pusing, jadinya gue bawa lari lagi dan hilang sendiri rasa sakit nyut nyut nya.
       Ketika kita udah sampai dibawah, bersih bersihlah kami dan sambil menunggu teman yang sedang mandi gue makan dan mencari kendaraan. Tapi yang mencari sih temen gue, hahahaha
Kami akhirnya sewa angkot dan masih kebagian bus sampai kampung rambutan. Kami sampai di kampung rambutan subuh dan menunggu bus arah Grogol. Bus nya astagaaa lama sekali datangnya. Tetapi yang namanya penantian pasti ada hasilnya lah. Datanglah bus yang di nanti dan sampailah kami di tujuan terakhir. Grogol. Kembalilah kami ke habitat masing-masing. Kalau naik gunung utamakan safety. Apapun gunungnya, mau cuma camping atau apapun, jangan nyampah, jangan merusak, jaga sikap, lestarikan tanaman disana, jangan di potong atau dijadikan oleh2. Ga sopan namanya tuh. XD

Segitu aja cerita nya, kalau norak atau ga bagus ya gausah dibaca. Hahaha
Ini hanya hiburan semata.

              Ini ada beberapa foto dokumentasi kami bertiga.






















Sunday, November 17, 2013

Sedikit Cerita Awal Dari Petualanganku

Selalu saja diawal pembuka kalimat tulisan gua adalah, “sorry lama banget nggak ngepost!” hahaha yah maklumin aja. Udah jarang buka internet karena kebanyakan melakukan kegiatan outdoor. Yah gak banyak2 amat sih, tapi langsung aja deh yah tidak usah banyak doremifasolasido lagi, hahaha..

Ceritanya ini adalah pengalaman pertama gua di kegiatan gunung hutan atau yang biasa dikenal dengan mountaineering. Nah kegiatan yang biasa dikenal orang-orang kebanyakan ini berbahaya sebenarnya gak gitu bahaya amat kalau kitanya memang mengikuti instruksi dari senior dan pemandu. Dikatakan berbahaya kalau kita belum berpengalaman dan perginya tidak didampingi oleh orang berpengalaman. Untuk kegiatan ini memang harus ada pendampingan sebelumnya. Kalau pun sudah sering tidak boleh sombong juga, karena di beberapa gunung ada yang mengharuskan kita menggunakan guide supaya tidak kesasar. Lain cerita kalau kamu jago membaca peta dan bawa kompas. Sukur-sukur itu peta enggak basah kena hujan. (yaowoh doa gua kok jahat amat. Jangan di ikutin yah pembaca! Hahaha.. :P )

Jadi awalnya adalah gua mengikuti salah satu kegiatan organisasi yang saat ini sudah berusia kurang lebih 38 tahun. (udah tua kan, malah lebih tua dari gue!) Nah salah satu syarat yang harus di ikuti oleh caang atau calon anggota adalah ya kegiatan mountaineering ini. Kegiatan ini namanya … Open Nature. Acara ini diadakan di Gunung Gede dan melalui jalur Putri. Untuk gua yang baru pertama kali mencoba agak kapok sih, karena jalurnya subahanallah!!! Nanjak mampus!



Baiklah mari lanjutkan lagi ceritanya..
Karena terlalu nanjak dan gua bandel suka jarang latian, mulai deh berasa yang namanya lutut nyut-nyutan dan betis ketarik-tarik enggak jelas. Gua merasa kok gak nyampe-nyampe. Naik matahari masih merem sampe Matahari bosen nyinarin gua, eh ga nyampe2!. Mana lagi ada banyak orang yang naik pas hari itu. Bener-bener deh parah banget!! Mana tiap lewat musti misi-misi dulu kan. Agak merasa aneh aja waktu itu. Dan tampilan nya ada yang garang tapi ramah, ada yang kece tapi judes. (yaowoh kebolak balik nih). Saat itu kaki rasanya berat banget. Mau nyerah tanggung banget, udah di tengah2. Males juga liat kebawah. Mau naik ampun berat kaki mau melangkah. Tapi karena dukungan temen-temen sekalian dan para abang-abang, mbak-mbak, orang tua, abang porter, abang nasi uduk, dan tenda yang menanti gua pun bersemangat (walaupun cuma 5 menit doing) yang penting ada niat buat naik keatas. Kaki mulai enggak jelas lagi sakit nya. Tiap berhenti slalu ngolesin c****pain sampe akhirnya kaki jadi bebal. Pakai itu salep udh kayak pake body lotion. Hahahaha sampe gak kerasa apa-apa.

Mulailah lapar melanda. Ketika lapar datang gua melewati orang yang ada di tenda dan sedang membuat indomie goreng. Alamaaakkkk!!! Wanginya ngajak perang banget. Tapi sabar aja ntar juga nyampe, gitu pikir gua. Tapi beneran berasa lama banget. Cuma gua inget kata2 temen gua kalau di gunung ga boleh ngeluh, bisa berkali-kali lipat berat beban yang kita bawa. Pengen gua lempar carrier ke surken rasanya (red: Surya Kencana) supaya gua bisa cepet naik.

Gua masih belum ada bayangan kayak apa surken itu. Ketika gua mau nyerah, ada senior yang datang kucuk kucuk bilang “ayo buruan, udah deket kali ger. Jalan buruan. Kalau lu lari dari sini sampe surken set lu naik tadi gua hapuskan” karena gua di php in terus pas naik ya gua santai aja bilang “ah ga ngaruh kak, elu jangan becanda. Udah mau mampus gua. Terserah deh” eh dia masi kekeuh “serius ger, udah deket. Buruan.” Gua udah ngantuk banget tapi gua liat banyak orang lalu lalang gak bawa apa-apa. Yah gua ikutin deh. Eh bener. Astagaaaa bagus banget surken. Mulut gua ga mingkem 1 menit aja (kelamaan kering gigi gua). Hahaha lucu banget set gua hilang. Hahaha seneng banget. Lupa sama capek nya. Liat padang edelweiss bagus bangeeettt!!!



Nah sampailah gua di tempat camp nya. (akhirnyaaaaa.. lamaaakkk banget pembaca gua nyampe. Naik jam 3 jam 11 baru nyampe surken)
Gua melewati beberapa pendaki dan gua bilang misi, eh dikasih melon. Hahahaha asik banget. Mungkin itu orang kasian kali liat gua madesu banget tampang nya. Tapi PUJI TUHAN gua sampai dan langsung makan. Dingin banget waktu itu mana mendung mau ujan pula. -__-“

Gua naik 6 orang (masih caang) dan enggak bisa poop pula padahal udh kentut terus. Ckckckck something wrong with my stomach. Tapi untung gak aneh2 hahaha. Matahari waktu itu lumayan banget bikin gosong. Hahaha tapi gua pake sunblock diem2. Hahaha kalau ketahuan malu banget. Waktu itu sih. Sekarang ma yaudah. Hahaha
Tenda udah jadi, trus beres2 tempat di dalem buat tidur. Habis itu cari kayu buat api unggun. Hahaha tapi dapet dikit banget. Yaudah lah ya soalnya abis itu ujan deres. Beeehh dingin nya maaakkk!!!  (masih baru wajarlah hahaha..)

Malam nya di briefing bsk summit pagi-pagi jam 4. Ampun udah kayak jam gua mau berangkat ngampus dari rumah. Hahaha
Tapi untung ada yang bangunin. UNTUNG!!! Trus akhirnya kita istirahat. Gua 1 tenda sama temen gua, cewek juga namanya Meita (sekarang gua biasa manggil meitil, hahaha ga tau enak aja manggil dia meitil. Maaf ya met. :P ) tenda gua buat bertiga sebenernya. Tapi di isi 2 orang aja. Gak berasa banget. Baru merem sebentar eh udh di bangunin buat summit. Yaudahlah bisa apa masih caang juga. Hehehe nurut2 aja. Naik jam 4 pagi sampe atas maksudnya mau liat sunrise. Apa dikata kabut nutupin. Eeeeeeeeerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr!!!!!!!!!!!!! Ga bs liat sunrise jam 6. Jadi jam 6 pagi itu yah.. yah.. yah sudah.. biasa aja. Matahari nya ngumpet. Kita foto-foto sih diatas. Nggak banyak karena hp gua tinggal di tenda. Hahaha caang nya semua naik. Enam-enam nya berhasil summit.

Akhirnya tibalah saat turun, dimana kami harus membawa sampah. Enggak enak banget tapi memang kotor sih tempatnya. Yah itung-itung amal, karena emang gitu pecinta alam. Membawa turun kembali sampah2 yang dibawa. Biar alam nya tetap bersih. :P (sok bijak banget gua, padahal mau mampus bawa sampah turun) hahahaha
Saat itu gua ber-6 disuruh pake baju flannel. Hahaha dan gua pake spatu kets. Licin nya bukan main. Kepleset, nyusruk, sumpah jelek banget gua jatohnya. Untung gak banyak orang. Hahaha
Eh ujan pula, makin berat deh carrier yang gua pake. Karena ngerembes air. Trus dingin banget. Tangan sakit. Semua badan sakit. Apalagi kaki. Soalnya gua turun pelan2, hahaha belum tau cara turun dengan berlari. Gua masih takut nyusruk. Apalagi ngegelinding. Hahaha


Tapi akhirnya berkat kesabaran dan keinginan buat cepet pulang sampe juga gua di GPO. Hahahaha
Lega banget pas sampe di GPO. Dan akhirnya kita ganti baju, bersih-bersih lah dan cari makan. Sumpah makan udah kayak apaan. Gak manusiawi, apa aja dimakan. Enggak cuma gua sih. Temen-temen caang juga. Hahaha kalau senior mungkin sudah lebih berpengalaman dan bisa menjaga image. Hahaha sambil nunggu bus kita ngobrol2.
Akhirnya bus datang dan pada tepar semua. Ihh gua engga tau tampang gua kaya apa pas tidur, yang pasti berantakan dah. Hahaha kacau amburadul. Sampe kampus udh malam banget dan PUJI TUHAN lagi gua dijemput kakak tercinta. Hahaha lega sampe rumah langsung brukk liat kasur tidur gak bangun2 sampe pagi. Untung enggak ada dosen waktu itu. Hahaha hokiiii bertubi-tubi. Cuma jalan nya agak kayak penguin aja. Hahahah ngangkang enggak jelas. Tapi itu ya cuma sebentar.

Nah gua sarankan kalau memang mau hiking minimal lari2 lah naik turun tangga dirumah. Kalau enggak punya naik turun tangga kampus, jangan naik lift, atau tangga penyebrangan. Lumayan loh daripada elu manyun. Hahahaha next post gua akan cerita petualangan berikutnya.

Thanks for your attention. Salam Lestari.





btw, foto gua summit lupa di taruh dimana. nyusul aja deh bersama cerita berikutnya. :P 
hahaha
dan foto2 itu diambil oleh kakak senior gua antara Tyas atau kak Ribca. Gua saat itu tidak memungkinkan untuk mengambil dokumentasi, karena yang ada di pikiran gua saat itu adalah cepat turun sampai bawah sebelum hujan (kenyataan: gua turun hujan2 an hahahahaha..
Alam tidak bisa dilawan mbak sis mas bro!)