Wednesday, May 11, 2016

Tipe orang-orang kalau lagi packing untuk hikking menurut Mis Alnya. :D

Sedikit tipe orang-orang kalau lagi packing untuk hikking menurut penulis blog ini adalah 



1.       TipE RApi terstrukTUR (TERATUR)

Model ini ni biasanya mereka packing tuh dengan menggunakan list. Engga boleh di ganggu gugat apa yang udah mereka tulis. Biasanya masukin nya bener2 sesuai list.
Contoh :
List barang :                -     Trash bag, matras
-          Sleeping bag (SB)
-      Perkap pribadi (baju, celana, kolor, bh, apapun yang bersifat pribadi tapi  bukan perasaan ya. tssaaahhh)
-          Air minum (sekuat dia bawa)
-          Nesting
-          Kompor
-          Gas kecil
-          Dan lain lain
Nah biasanya orang-orang seperti ini paling malas kalau disuruh nambah barang diluar kesepakatan awal. Pokoknya sistem mereka adalah strict to the list. Yah ada positifnya mereka lebih hafal dengan barang yang mereka bawa dan mereka cenderung menjaga banget barang bawaan nya. Tidak menutup kemungkinan juga model yang lain ikut menjaga tapi model yang ini lebih mirip orang yang perfeksionis.

               
2.       Tipe aPA LU mau Gua ADA (PALUGADA)

Model orang ini nih kalau packing barang buat hikking biasanya orang-orang kuat. Dia biasa membawa tenda, kompor, nesting, minum (melebihi batas normal), makanan (porsi kuli), plus barang bawaan pribadinya. Kebayangkan kuat nya orang ini??!!! Dan biasanya mereka pada saat packing barang itu model2 legowo. Contohnya ketika yang lain tas nya sudah tidak muat pasti dia akan ditanya “sob, tas lau masih muat gak? Gua punya udah penuh nih” dan jawaban si sob pasti “oh yaudah taro di gua aja, biar gua yang bawa”. Selain karena kuat kadang karena gengsi sob! Hahahaha asal beneran kuat sih gapapa supaya tidak menyusahkan. Hahahaha


3.       Tipe BAnyak GAya tapi Ogah BERrat (BAGA OBER)

Nah ini nih yang kurang ajar. Kenapa kurang ajar karena pasti pada saat proses packing bener-bener nguji kesabaran teman-temannya. Bayangkan masih packing aja udah menguji kesabaran bagaimana pas mendaki. Allahuakbar ga kebayang ane Gan!! Pasti rasanya pengen deket-deket Gusti Allah wae.
Mereka ini biasanya hikking buat gaya-gaya aja, Cuma mau bawa barang pribadi dan barang yang sekira nya penting buat mereka. Style is numero uno untuk orang begini. Dan believe it or not kalo ada yang nanya “ini nesting bla bla bla siapa yang mau bawa?” kalian bisa liat langsung ekspresi orang model begini pasti lagi pura-pura ga denger atau lebih parah pura-pura lagi di negeri narnia lagi main kejar-kejaran sama Aslan.
Kalo kalian angkat carriernya pasti ringan seperti angin yang terbang melalui celah-celah dedaunan di pantai.  


4.       Tipe Seperlunya

Model ini ya beda-beda tipis sama yang tipe teratur, kenapa? Karena mereka hanya bawa yang sekiranya mereka perluin aja. Tapi model yang begini nih biasanya suka back up temen nya karena carrier nya bener-bener barang yang di perluin dan penting. Biasanya kaya peta, kompas, tenda, SB, Matras, kompor, gas, tenda + frame + pasak, barang pribadi seperlunya saama minum + snack. Model begini nih biasanya selow banget alias santai. Packing paling akhir atau lama tapi kebawa semua barang dia dan space di carrier dia masi bisa dipake buat transfer barang temen nya pas temen nya udah engga kuat bawa beban hidupnya. Hahahahaha


                Kayanya baru segitu aja yang gua tau karena gua masih newbie dalam mendaki gunung. Dan ini hanya berdasarkan observasi penulis saja, kalau terjadi kesamaan ya mohon maklum penulis engga bermaksud sengaja. Yang penting kalau mau packing tuh dikira-kira. Penting atau engga, cukup atau enggak, jangan memaksakan gengsi gua bawa berat atau gua bawa ringan. Always remeber, safety first!
Usahakan bawa barang yang penting banget seperti sekop. alat ini emang simple tapi sangat penting dan biasanya dilupakan beberapa orang. Kalian bisa rasain nanti bagaimana fungsinya kalo udah mules-mules diujung tanduk dimana yang ada dipikiran kalian adalah lari ke semak-semak tersembunyi buat buang hajat yang udah kalian tampung sedemikian rupa untuk dipersembahkan kepada bumi.


Tetap semangat. Thanks for reading ;-}

Friday, March 11, 2016

Cerita dari Gn. Lawu


Hallooooo….
Sudah lama sekali tidak menulis di blog ini. Rasa-rasanya blog ini kalau dalam imajinasiku seperti banyak sarang laba-laba dan mungkin banyak juga debu dan lumut. Untung saja tidak berhantu (karena penulis tidak suka horror) hahaha..

Kali ini aku ingin bercerita tentang perjalananku setelah Gunung Ciremai, berdasarkan apa yang aku ingat. Jadi kalau ada yang salah atau kurang mohon di maklumi. I’m only human, nobody is perfect, but you can try to be the best! Baiklah mari kita mulai! (bersiap-siap dengan cemilan dan 1 botol susu coklat)

Halo, Rencana Petualangan.
Sore itu di kampus, aku sedang berjalan dari gedung fakultasku menuju gedung fakultas teknik untuk mengunjungi beberapa teman di ruangan UKM pecinta alam kampus. Saat hendak menuju kesana aku dipanggil oleh seorang teman panggil saja dia Armando. Dia langsung berbicara padaku tanpa basa basi, mengajakku untuk mendaki sebuah gunung yang bernawa Gunung Lawu.
Mulanya aku banyak bertanya dari siapa saja pesertanya, kemudian budget nya dan transportasi juga logistic. Setelah aku bertanya ini itu padanya kemudian aku memutuskan untuk berkata iya dan juga tidak lupa minta ijin untuk mengajak kedua temanku yang waktu itu ikut ke Ciremai. Kemudian aku melanjutkan kembali perjalananku menuju gedung teknik.
* * *

Keputusan.
Sampailah aku di ruangan UKM pecinta alam ku. Sesampainya disana aku bertanya pada temanku yang ikut mendaki ke Gunung Ciremai waktu itu. Ternyata setelah kutanyakan pada mereka jawaban mereka adalah tidak bisa. Apa boleh buat, saat itu pun tak ada alas an juga dariku untuk membatalkan kata “iya” yang sudah ku ucapkan pada Armando. Jadi kuputuskan aku saja yang berangkat bersama dengan ke 4 teman Armando yaitu Lyandri, Douglas dan Pandhu.
* * *

Persiapan!
Persiapan dilakukan jauh-jauh hari untuk pembelian tiket. Kami memutuskan untuk pergi naik kereta. Kemudian untuk konsumsi kami putuskan membeli h-1 perjalanan. Entah apa yang aku pikirkan saat itu, seharusnya aku menyiapkan h-3 sebelum kami pergi melakukan perjalanan itu. Hahahaha
Tapi tak apalah bertarung dengan waktu sepertinya seru untuk dilakukan sekali-kali. Asal jangan menjadi kebiasaan tak apalah. hahahahaha.. (bagi adik-adik yang membaca, mohon jangan ditiru ya. Ini tidak baik. Hahahaha.. )
* * *

Akhirnya sampailah hari keberangkatan!
Saat itu aku merasa senang hingga perutku seperti penuh kupu-kupu. Aku juga merasa was-was, khawatir juga merasa bersemangat. Dalam perjalanan menuju Gunung Lawu aku memikirkan apa saja yang harus kulakukan kemudian bagaimana medan disana. Bagiku setiap mendaki gunung aku mengibaratkan hal tersebut seperti proses pencapaian cita-cita dan medan perang. Medan perang disini adalah aku berperang melawan batas kemampuan dari diriku sendiri. Memang aku di kereta terlalu banyak berpikir hingga aku tertidur. Tetapi aku tidak benar-benar bisa tidur karena pikiranku tidak bisa diam barang satu detik pun. Hahahaha..
Pada saat itu pun kondisi kereta sangat ramai sekali.
* * *

Sampailah kami di stasiun Solo Jebres!
Kami sampai di stasiun Solo Jebres sekitar jam 5 pagi. Stasiun saat itu sangat sepi. Sangat wajar karena banyak orang masih bertualang di alam mimpi namun tidak semua, mungkin hanya beberapa. Begitu kami keluar dari stasiun kami memutuskan untuk membeli beberapa amunisi untuk perbekalan diatas gunung nanti seperti buah dan beberapa makanan ringan.
Pergilah kami dari pasar dengan berjalan kaki untuk mencari angkutan umum menuju terminal. Kami harus naik bus lagi untuk mencapai kaki Gunung Lawu.
     Setelah sampai di terminal bus, kami tidak langsung segera naik bus yang ada. Salah satu teman kami Lyandri adalah penawar yang sangat ulung menurutku. Hahahaha..
Dia sangat pandai menawar harga. Perlu diketahui jika kita berwisata dan menggunakan kendaraan umum, menawar itu perlu. (irit budget boss!) hahahaha..
Setelah deal barulah kami naik bus tersebut. Bapak kondekturnya ramah menurutku. Dan lagi-lagi aku terlalu bersemangat entah mengapa hingga perutku seperti penuh dengan kupu-kupu dan pikiran benar-benar tidak bisa diam. (Too much thinking is not good!)
Tapi tetap saja mataku terpejam dan rekan perjalanan yang lain nya sedang asik bercerita. Perjalanan pun terus berlanjut hingga terminal terakhir. Setelah kami sampai diterminal terakhir kami pun sarapan pagi kemudian naik mobil lagi menuju pos pendakian awal Gunung Lawu.
* * *

Cemoro Kandang.
Akhirnya sampailah di cemoro kandang yang menurutku adalah detik-detik menjelang pertempuranku.
Kami menuju pos pendaftaran untuk mendaftarkan diri dan setelah itu bersiap-siap sebelum melakukan pendakian. Kami pun dibekali informasi oleh penjaga pos pendaftaran apa saja yang boleh dilakukan dan tidak, kemudian jumlah jalur juga perkiraan waktu tempuh.
Sebelum kami memulai pendakian kami ber-5 berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. (Believe me! Doa itu penting!!! Salah satu nya sebagai self reminder buat diri sendiri. Menurutku sih, kalo menurut kalian ada yang lebih penting selain doa ya terserah.)
* * *

DIMULAI!
Kami berjalan selangkah demi selangkah. Tujuan kami ber-5 sama yaitu bisa sampai di puncak Hargo Dumilah bersama-sama. Langkah demi langkah ditempuh tanpa ada keluh kesah. Terima kasih sekali pada Tuhan dan Alam karena cuaca saat itu sangat baik dan cerah. Perjalanan kami lalui dengan canda tawa sewajarnya dan beberapa kali istirahat. Kami juga menyempatkan makan siang.
Kami tidak terburu-buru dalam melakukan pendakian supaya semua bisa sampai bersama-sama di tempat camp. Perjalanan masih terus berlanjut hingga langit berganti dari terang menjadi gelap. Ketika gelap kami sudah menyiapkan amunisi penerangan. Dan kami berjalan dengan jarak yang berdekatan tetapi tidak terlalu menempel.
(Kami tidak membawa lem jadi tidak bisa menempel. Hahahahaha.. )
Jalan yang kami lalui termasuk landai. Memang jalur mudah tapi bukan untuk diremehkan karena ini adalah ALAM SEMESTA. Setelah perjalanan panjang kami akhirnya sampai di tempat untuk berkemah.
Kami pun satu-satu membongkar tas ransel yang telah membantu kami membawa barang-barang dari bawah ke atas. (Walau kadang aku berimajinasi ransel ku bisa berjalan sendiri tanpa harus ku gendong. Hal itu muncul ketika aku benar-benar sedang lelah. Hahahaha.. ingat aku juga manusia.)
Kami pun membangun tenda dan fly sheet dan adapula yang masak. Udara malam itu sangat dingin dan cuaca tergolong cerah. Setelah selesai membangun tenda dan makan kami membereskan alat-alat masak juga berganti baju dan bersiap untuk istirahat. Kami memutuskan untuk melakukan summit attack pada pukul 5 pagi. Kami semua menyetel alarm jam 5 pagi kemudian kami istirahat.
Pagi pun tiba. Yeahh.. senang nya, tapi aku masih mengantuk namun tetap harus bangun, karena yang lain pun bangun. Hahahahaha..
Kami pun bersiap-siap tetapi kami sarapan terlebih dahulu, kemudian membereskan peralatan setelah itu baru summit attack.
Perjalanan menuju puncak ini terasa lebih ringan karena kami tidak membawa tas ransel besar. Jadi otomatis ritme kaki ketika berjalan sangat santai. Salah satu teman ku memutuskan membawa tas ransel besarku untuk di isi beberapa snack dan minum. Akan tetapi di Gunung Lawu ada sebuah warung yang banyak dikenal orang dengan nama “Warung Mbok Yem”. Tetapi kami tidak sempat mampir karena kami terlalu fokus berjalan menuju puncak. Hahahahaha..
Sampailah kami di Puncak Hargo Dumilah. Hal pertama yang aku lakukan adalah bersyukur dan senang karena akhirnya aku sampai juga. Selain itu beberapa teman ku mengambil beberapa foto kemudian mengibarkan bendera masing-masing. Sayang sekali handphone ku rusak dan aku belum sempat untuk memback up foto-foto yang kuambil di Gunung Lawu.
Setelah puas berfoto-foto juga minum dan makan snack, kami memutuskan untuk turun dan tetap kami membawa turun sampah yang kami bawa.
* * *

Perjalanan Kembali.
Setelah kami sampai di tempat kami berkemah, kami memutuskan untuk makan lagi. Hahahaha.. (Mau bagaimana, perut lapar jadi harus makan supaya tidak sakit)
Setelah selesai makan kami membereskan semua peralatan dan mulai berkemas. Pada saat berkemas kami memastikan bahwa sampah-sampah plastik, kaleng, yang tidak bisa diurai tanah dibawa turun kembali. Kami pun akhirnya selesai berkemas dan berjalan turun menuju pos pendakian awal.
Perjalanan turun benar-benar menguras tenaga kakiku. Memang benar jalan menuju turun pun landai tetapi tetap saja membutuhkan tenaga ekstra daripada saat naik. Langkah demi langkah aku lakukan dan aku turun dengan cepat supaya tidak tertinggal oleh teman-teman yang lain. Selain itu kami tidak mau ketika kami sampai di pos pendaftaran awal hari sudah gelap.
Akhirnya kami sampai di pos pendaftaran dan hari belum gelap. Terima Kasih Tuhan dan Alam Semesta. 
* * *

Perjalanan Pulang.
Sebelum kami pulang ke Jakarta, kami menyempatkan untuk membeli emblem atau badge atau logo gunung lawu. Kemudian barulah kami melakukan perjalanan kembali ke Jakarta.
Perjalanan pulang ke Jakarta kami tempuh dengan menggunakan bus. Perjalanan dengan bus tidak secepat kereta. Kami berangkat menggunakan bus pada malam hari sekitar pukul 11 malam. Kami sampai di Jakarta sekitar pukul 4 atau 5 sore. Perjalanan dengan bus agak tersendat karena di daerah cikampek sedang dilakukan perbaikan jalan. Benar-benar memakan waktu yang sangat lama menurutku. Akan tetapi, pada akhirnya pun kami sampai di kampus dengan selamat dan dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari lagi.

- TAMAT -



Sekian cerita singkat dari ku tentang perjalanan menuju Gunung Lawu. Terima kasih telah membaca.