Hallooooo….
Sudah lama sekali tidak
menulis di blog ini. Rasa-rasanya blog ini kalau dalam imajinasiku seperti
banyak sarang laba-laba dan mungkin banyak juga debu dan lumut. Untung saja
tidak berhantu (karena penulis tidak suka horror) hahaha..
Kali ini aku ingin
bercerita tentang perjalananku setelah Gunung Ciremai, berdasarkan apa yang aku
ingat. Jadi kalau ada yang salah atau kurang mohon di maklumi. I’m only human, nobody is perfect, but you
can try to be the best! Baiklah mari kita mulai! (bersiap-siap dengan
cemilan dan 1 botol susu coklat)
Halo, Rencana Petualangan.
Sore itu di kampus, aku
sedang berjalan dari gedung fakultasku menuju gedung fakultas teknik untuk
mengunjungi beberapa teman di ruangan UKM pecinta alam kampus. Saat hendak
menuju kesana aku dipanggil oleh seorang teman panggil saja dia Armando. Dia
langsung berbicara padaku tanpa basa basi, mengajakku untuk mendaki sebuah
gunung yang bernawa Gunung Lawu.
Mulanya aku banyak bertanya
dari siapa saja pesertanya, kemudian budget nya dan transportasi juga logistic.
Setelah aku bertanya ini itu padanya kemudian aku memutuskan untuk berkata iya
dan juga tidak lupa minta ijin untuk mengajak kedua temanku yang waktu itu ikut
ke Ciremai. Kemudian aku melanjutkan kembali perjalananku menuju gedung teknik.
* * *
Keputusan.
Sampailah aku di ruangan
UKM pecinta alam ku. Sesampainya disana aku bertanya pada temanku yang ikut
mendaki ke Gunung Ciremai waktu itu. Ternyata setelah kutanyakan pada mereka
jawaban mereka adalah tidak bisa. Apa boleh buat, saat itu pun tak ada alas an
juga dariku untuk membatalkan kata “iya” yang sudah ku ucapkan pada Armando. Jadi
kuputuskan aku saja yang berangkat bersama dengan ke 4 teman Armando yaitu
Lyandri, Douglas dan Pandhu.
* * *
Persiapan!
Persiapan dilakukan jauh-jauh
hari untuk pembelian tiket. Kami memutuskan untuk pergi naik kereta. Kemudian
untuk konsumsi kami putuskan membeli h-1 perjalanan. Entah apa yang aku
pikirkan saat itu, seharusnya aku menyiapkan h-3 sebelum kami pergi melakukan
perjalanan itu. Hahahaha
Tapi tak apalah bertarung dengan
waktu sepertinya seru untuk dilakukan sekali-kali. Asal jangan menjadi
kebiasaan tak apalah. hahahahaha.. (bagi adik-adik yang membaca, mohon jangan
ditiru ya. Ini tidak baik. Hahahaha.. )
* * *
Akhirnya sampailah hari
keberangkatan!
Saat itu aku merasa senang
hingga perutku seperti penuh kupu-kupu. Aku juga merasa was-was, khawatir juga
merasa bersemangat. Dalam perjalanan menuju Gunung Lawu aku memikirkan apa saja
yang harus kulakukan kemudian bagaimana medan disana. Bagiku setiap mendaki
gunung aku mengibaratkan hal tersebut seperti proses pencapaian cita-cita dan
medan perang. Medan perang disini adalah aku berperang melawan batas kemampuan
dari diriku sendiri. Memang aku di kereta terlalu banyak berpikir hingga aku
tertidur. Tetapi aku tidak benar-benar bisa tidur karena pikiranku tidak bisa
diam barang satu detik pun. Hahahaha..
Pada saat itu pun kondisi kereta
sangat ramai sekali.
* * *
Sampailah kami di stasiun Solo
Jebres!
Kami sampai di stasiun Solo
Jebres sekitar jam 5 pagi. Stasiun saat itu sangat sepi. Sangat wajar karena
banyak orang masih bertualang di alam mimpi namun tidak semua, mungkin hanya
beberapa. Begitu kami keluar dari stasiun kami memutuskan untuk membeli
beberapa amunisi untuk perbekalan diatas gunung nanti seperti buah dan beberapa
makanan ringan.
Pergilah kami dari pasar
dengan berjalan kaki untuk mencari angkutan umum menuju terminal. Kami harus
naik bus lagi untuk mencapai kaki Gunung Lawu.
Setelah
sampai di terminal bus, kami tidak langsung segera naik bus yang ada. Salah
satu teman kami Lyandri adalah penawar yang sangat ulung menurutku. Hahahaha..
Dia sangat pandai menawar harga. Perlu
diketahui jika kita berwisata dan menggunakan kendaraan umum, menawar itu
perlu. (irit budget boss!) hahahaha..
Setelah deal barulah
kami naik bus tersebut. Bapak kondekturnya ramah menurutku. Dan lagi-lagi aku
terlalu bersemangat entah mengapa hingga perutku seperti penuh dengan kupu-kupu
dan pikiran benar-benar tidak bisa diam. (Too much thinking is not good!)
Tapi tetap saja mataku terpejam
dan rekan perjalanan yang lain nya sedang asik bercerita. Perjalanan pun terus
berlanjut hingga terminal terakhir. Setelah kami sampai diterminal terakhir
kami pun sarapan pagi kemudian naik mobil lagi menuju pos pendakian awal Gunung
Lawu.
* * *
Cemoro Kandang.
Akhirnya sampailah di
cemoro kandang yang menurutku adalah detik-detik menjelang pertempuranku.
Kami menuju pos pendaftaran untuk
mendaftarkan diri dan setelah itu bersiap-siap sebelum melakukan pendakian.
Kami pun dibekali informasi oleh penjaga pos pendaftaran apa saja yang boleh
dilakukan dan tidak, kemudian jumlah jalur juga perkiraan waktu tempuh.
Sebelum kami memulai
pendakian kami ber-5 berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. (Believe
me! Doa itu
penting!!! Salah satu nya sebagai self reminder buat diri sendiri. Menurutku sih, kalo menurut kalian
ada yang lebih penting selain doa ya terserah.)
* * *
DIMULAI!
Kami berjalan selangkah
demi selangkah. Tujuan kami ber-5 sama yaitu bisa sampai di puncak Hargo
Dumilah bersama-sama. Langkah demi langkah ditempuh tanpa ada keluh kesah.
Terima kasih sekali pada Tuhan dan Alam karena cuaca saat itu sangat baik dan
cerah. Perjalanan kami lalui dengan canda tawa sewajarnya dan beberapa kali
istirahat. Kami juga menyempatkan makan siang.
Kami tidak terburu-buru dalam
melakukan pendakian supaya semua bisa sampai bersama-sama di tempat camp.
Perjalanan masih terus berlanjut hingga langit berganti dari terang menjadi
gelap. Ketika gelap kami sudah menyiapkan amunisi penerangan. Dan kami berjalan
dengan jarak yang berdekatan tetapi tidak terlalu menempel.
(Kami tidak membawa lem jadi tidak
bisa menempel. Hahahahaha.. )
Jalan yang kami lalui
termasuk landai. Memang jalur mudah tapi bukan untuk diremehkan karena ini
adalah ALAM SEMESTA. Setelah
perjalanan panjang kami akhirnya sampai di tempat untuk berkemah.
Kami pun satu-satu membongkar tas
ransel yang telah membantu kami membawa barang-barang dari bawah ke atas. (Walau
kadang aku berimajinasi ransel ku bisa berjalan sendiri tanpa harus ku gendong.
Hal itu muncul ketika aku benar-benar sedang lelah. Hahahaha.. ingat aku juga
manusia.)
Kami pun membangun tenda
dan fly sheet dan adapula yang masak. Udara malam itu sangat dingin dan cuaca
tergolong cerah. Setelah selesai membangun tenda dan makan kami membereskan
alat-alat masak juga berganti baju dan bersiap untuk istirahat. Kami memutuskan
untuk melakukan summit attack pada pukul 5 pagi. Kami semua menyetel alarm jam
5 pagi kemudian kami istirahat.
Pagi pun tiba. Yeahh..
senang nya, tapi aku masih mengantuk namun tetap harus bangun, karena yang lain
pun bangun. Hahahahaha..
Kami pun bersiap-siap tetapi kami
sarapan terlebih dahulu, kemudian membereskan peralatan setelah itu baru summit
attack.
Perjalanan menuju puncak
ini terasa lebih ringan karena kami tidak membawa tas ransel besar. Jadi
otomatis ritme kaki ketika berjalan sangat santai. Salah satu teman ku
memutuskan membawa tas ransel besarku untuk di isi beberapa snack dan minum.
Akan tetapi di Gunung Lawu ada sebuah warung yang banyak dikenal orang dengan
nama “Warung Mbok Yem”.
Tetapi kami tidak sempat mampir karena kami terlalu fokus berjalan menuju
puncak. Hahahahaha..
Sampailah kami di Puncak Hargo
Dumilah. Hal pertama yang aku lakukan adalah bersyukur dan senang karena
akhirnya aku sampai juga. Selain itu beberapa teman ku mengambil beberapa foto
kemudian mengibarkan bendera masing-masing. Sayang sekali handphone ku rusak
dan aku belum sempat untuk memback up foto-foto yang kuambil di Gunung Lawu.
Setelah puas berfoto-foto
juga minum dan makan snack, kami memutuskan untuk turun dan tetap kami membawa
turun sampah yang kami bawa.
* * *
Perjalanan Kembali.
Setelah kami sampai di
tempat kami berkemah, kami memutuskan untuk makan lagi. Hahahaha.. (Mau bagaimana,
perut lapar jadi harus makan supaya tidak sakit)
Setelah selesai makan kami
membereskan semua peralatan dan mulai berkemas. Pada saat berkemas kami
memastikan bahwa sampah-sampah plastik, kaleng, yang tidak bisa diurai tanah
dibawa turun kembali. Kami pun akhirnya selesai berkemas dan berjalan turun
menuju pos pendakian awal.
Perjalanan turun
benar-benar menguras tenaga kakiku. Memang benar jalan menuju turun pun landai
tetapi tetap saja membutuhkan tenaga ekstra daripada saat naik. Langkah demi langkah
aku lakukan dan aku turun dengan cepat supaya tidak tertinggal oleh teman-teman
yang lain. Selain itu kami tidak mau ketika kami sampai di pos pendaftaran awal
hari sudah gelap.
Akhirnya kami sampai di pos
pendaftaran dan hari belum gelap. Terima Kasih Tuhan dan Alam Semesta.
* * *
Perjalanan Pulang.
Sebelum kami pulang ke
Jakarta, kami menyempatkan untuk membeli emblem atau badge atau logo gunung lawu. Kemudian barulah kami melakukan
perjalanan kembali ke Jakarta.
Perjalanan pulang ke
Jakarta kami tempuh dengan menggunakan bus. Perjalanan dengan bus tidak secepat
kereta. Kami berangkat menggunakan bus pada malam hari sekitar pukul 11 malam.
Kami sampai di Jakarta sekitar pukul 4 atau 5 sore. Perjalanan dengan bus agak
tersendat karena di daerah cikampek sedang dilakukan perbaikan jalan.
Benar-benar memakan waktu yang sangat lama menurutku. Akan tetapi, pada
akhirnya pun kami sampai di kampus dengan selamat dan dapat melanjutkan
aktivitas sehari-hari lagi.
- TAMAT -
Sekian cerita singkat dari ku tentang perjalanan menuju Gunung Lawu. Terima kasih telah membaca.