Wednesday, February 26, 2014

Ciremai Poenya Cerita

hihaaaaa mau share dikit tentang pengalaman gua naik gunung di kuningan ini.

Pada suatu hari (ceilah.. nyehehehe) 
Gua, dan kedua teman gua memutuskan untuk berkunjung ke satu gunung yang katanya sih, katanya loh adalah salah satu gunung sulit di Jawa Barat. Gunung Ciremai ini agak mistik juga "katanya". Tapi berdasarkan pengalaman yang gua alami selama disana nggak ada hal mistik yang terjadi sama gua. (Puji Tuhan, buat tanda salib) nyehehehe

Baiklah kita mulai aja petualangan gua bertiga dari awal sampe akhir. 

Sekitar jam empatan lah ya gua dan kedua teman gua yang bernama Granda dan Rei, mulai packing barang bersama. Kita bagi-bagi barang yang akan dibawa. Kebetulan aja cuma bertiga. hahahaha 
Paling seru sih pas packing. Karena posisi kita saat itu masih junior jadi yah banyak perdebatan lah. You know, kaya ini yang bawa siapa, minum bawa berapa satu orang, dan masih banyak lagi. Dan tetap nih dimana kita bertiga kumpul yang namanya slek atau adu pendapat itu pasti ada. hahahaha 
Itu semua selalu terjadi begitu saja, tapi itu juga yang membuat kita bertiga yah bisa dibilang erat lah ya. nyehehehehe
Selesai packing kita yah foto2 dulu lah sama carrier. hahaha (ntar buat foto terakhir aja) 
setelah foto bersama carrier kami memutuskan untuk memulai perjalanan.

Kita naik busway kearah pulogadung dan naik bus lur agung, kalau tidak salah yah berarti benar. Bus nya nggak ada ac. Yah panas sih tapi seru. Bus nya ini super ngebut banget. Nah pas bus nya jalan datanglah abang kenek yang menagih uang perjalanan kita, dan bertanyalah dia sama kita, “mau kemana dek?” ; “kami mau ke kuningan pak. Linggar jati turun nya. Lewat gak?” ;”lewat kok dek, tapi mending duduk di tengah aja. Berasa loh kalau di belakang dek”; dengan sombong dan santai kami bertiga bilang saut-sautan “ah enggak pak, dibelakang aja enak.” (dalem ati, belum tau bus nya kayak apa kalau di jalan) ; “yaudah deh dek, pegangan yah biar enggak loncat”. Gua mikir kenapa musti loncat orang duduk kok, anteng pula. Yeah and that’s right. Gua dan kedua teman gua loncat2 enggak jelas dibelakang. Yah apa mau dikata, untung aja sih cuma sebentar ya balik lagi bersyukur. Nah setelah lewat dari acara loncat2 an yah gue memutuskan untuk tidur. Karena dari kami bertiga yang paling cepat tidur adalah gue. Dimanapun dan kapan pun gua akan tidur, karena tidur adalah kesempatan gua mengisi tenaga untuk pendakian nanti.
       Akhirnya sampailah kami di Linggar Jati, Kuningan. Omaaagggaaaaaaa dingin sekali dan masih gelap, gue rasanya masih mau tidur. Hellloowww gak ada pendaki lain pula. Kala itu gua masih yah dibilang takut ya lumayan lah apalagi denger mitos dari orang-orang katanya gunung ini adalah gunung keramat yang paling sulit di Jabar. Gak pernah kepikiran mau naik gunung ini.
       Jalanlah kami dari pertigaan menuju pos pendaftaran. Diperjalanan gue bertemu dengan dua orang pendaki, yah mereka didepan kita bertiga. Jauh juga sih jalan nya dan dataaarrrr meeenn. Yaudah lah yah, whatever kita tetap jalan bertiga. Dan datanglah mobil yang menawarkan untuk mengantar kita ke pos pendaftaran atau biasa disebut simaksi. Lumayan murah sih kita bertiga hanya dikenakan biaya dua puluh ribu rupiah. Dan sampailah kami di pos pendaftaran Jalur Linggar Jati. Namun sayang sekali pos nya belum buka. WHAT THE HELL!!!!! Masa kita naik kesiangan. Akhirnya yaudah gue buka matras dan you know, gue tidur. Hahahahahahha..
Teman-teman gue juga sih. Gak lama ada pendaki datang jalan kaki, yah itu dua orang yang kita temui di jalan. Bayangkan mereka jalan kaki jauh bangeeetttt. T^T
       Mereka datang dan ya ngaso-ngaso dulu, kemudian tanya2 juga. Akhirnya karena sepi dan masih tutup, tidur lagi deh kita. Kemudian datang lagi rombongan banyak banget. Gak tau darimana dan kita melakukan sedikit chit chat dan mereka memutuskan untuk jalan duluan tanpa mendaftar, which is illegal. Gak boleh tuh menyalahi prosedur, kalau menurut gue sih. Hehehe
       Gak lama pos pendaftaran pun terbuka dan kami mendaftarkan diri kemudian membayar simaksi dan kami bertiga memutuskan naik duluan dari pendaki yang lain. Eh iya nama kedua pendaki itu bang Iwan dan Bang Madhe. Mereka kuliah di Unindra. Bang Iwan kalau gak salah fakultas design komunikasi / DKV. Sedangkan bang Madhe ini fakultas ekonomi.
       Dari pos pendaftaran kita bertiga masih harus jalan lagi sampai pos pertama cibunar. Dan kalian bisa bayangkan rasanya. Astagaaaa malas sekali harus jalan di jalan yang masih bisa dilalui oleh kendaraan. Tapi yahh itung-itung pemanasan juga karena enggak ada kendaraan yang lewat. Hahahahaha
       Sampailah kita di pos pertama. Di pos pertama udah ramai. Banyak orang isi air disitu karena hanya pos pertama aja yang ada air. Gunung Ciremai terkenal kering. Hal ini makin menambah list kesulitan di gunung ini. Yah akhirnya kita mendaki terus tanpa henti. Yah berhenti sih sebentar tapi hanya dua menit aja. Gak lebih. Posisinya diatur oleh teman-teman gue. As a Leader ada Granda, di tengah ada gue, and as a sweeper is Rei. Sebenernya yah adalah rasa-rasa kesal tapi kami bertiga memutar rasa kesal itu menjadi gurauan dan kami tertawa terus sepanjang jalan. Semakin menanjak dan jalur semakin sulit. Ya ampunnnn, carrier ku rasanya kayak merobek kulit pundak ku. Hiks
Sampailah kita di pos kuburan kuda, it sounds creepy but it’s true. Naahh dari bawah kan kita udah jalan non stop, istilahnya sudah ketemu ritme nya, eh di pos kuburan kuda ini kita bertemu dengan salah satu senior alumni Untar, dia alumni Teknik Mesin, namanya Ko Hamwardi. Dia naik gunung ciremai cuma berdua aja sama temen nya. Well dia mirip banget sama senior alumni gua juga di mapala kampus gue. Kita sempet ngobrol lama banget dan aduh mereka buat cream soup dan itu membuat kita bertiga saling melirik karena lapaaarr. Cacing-cacing di perut kami berontak. Kita ditawarin tapi gengsinya selangitttt. Hahaha gak enak juga lah. Masa junior dimasakin sama senior. Akhirnya badan kita jadi dingin gara-gara keasikan ngobrol sama senior alumni. Tapi perjalanan harus terus dilakukan. Cielaahh hahaha
       Kami pamit dan melanjutkan perjalanan dan di pos berikutnya yaitu pos pangalap kami memutuskan untuk makan. Gak tahan boss sama lapar. Hahaha
Masaklah kami bertiga dan menghitung stock air. Kami sangat irit sekali sampai hamper pelit dengan air namun itu semua demi kebaikan kami bertiga juga. Walaupun tidak ada terlihat pendaki lain tapi kami tetap optimis. Target kami bertiga adalah bisa camp di pos sangga buana 2.
       Ketika kami melewati pos bapa tere tidak sengaja gue melihat lutung atau siamang, yah mirip2 lah dengan kera-kera gitu tapi dia berwarna abu2 dan bukan monyet yang kaya di topeng monyet abang-abang itu. Ihh senang banget bisa liat mereka. Yah tapi mereka cepat banget loncatnya. Namanya juga monyet main nya di pohon hahahaha
       Akhirnya hari sudah hampir gelap, kami segera mempercepat langkah supaya bisa sampai di tempat camp tujuan dengan segera. Sampailah kami di pos sangga buana 2. Dan hari sudah gelap, tapi gue bisa liat bintang-bintang banyak banget kayak ketombe. Iihhh asik banget walau dingin menggigit. Hihihi
       Kami mulai bongka-bongkar carrier dan menyusun fly sheet seperti bentuk bivak dan mengikat tali-tali di pohon dan membuat pasak dari kayu-kayu kecil di sekitar tempat camp. Jadilah tempat camp kami dan kami mengatur tempat untuk tidur, tapi sebelumnya makan dulu. Hahaha
       Malam itu yang memasak makanan adalah Granda, gue dan Rei bertugas membersihkan tempat makanan dan kalian tahu akua kami masih sangat banyak sekali yang belum terbuka segelnya. Padahal besok kami sudah pulang. Yasudah lah apa mau dikata. Selesai makan kami tidur bertiga di dalam flysheet dan kami memutuskan untuk naik ke puncak pukul lima pagi. Setelah kami tidur terlelap sebenarnya gue belum lelap-lelap amat sama si Rei, tapi Granda udah pules banget. Dan ketika gue dan Rei udh hampir terlelap ehhh terdengar suara pendaki lain dan seketika itu juga Granda terbangun dan membangunkan kami dengan gaduh. Haaaa rasanya baru terpejam sebentar tapi udah harus bangkit mengejar sunrise. T^T T^T T^T T^T T^T T^T T^T T^T
       Akhirnya kami membawa 1 carrier yang paling kecil yaitu milik ku. Hahaha
Dan kami isi dengan makanan juga minum. Naiklah kami ke puncak dan seperti biasa gue paling bontot nyampeknya. Meeenn gileee capek hilang setelah melihat lautan awan dan puncak gunung Slamet yang menyapa kami bertiga dari seberang sana. (sok puitis) hahahahahaha
       Setelah itu kami berfoto-foto bersama dan memutuskan segera turun supaya kami tidak kemalaman ketika sampai di pos pendaftaran. Dan kami memutuskan untuk sedikit mempercepat dengan berlari. Akan tetapi yah namanya musibah enggak pilih orang dan tempat. Kaki gue terkilir dan gue enggak bisa bangun. Sempat panic tapi gue engga ambil pusing, jadinya gue bawa lari lagi dan hilang sendiri rasa sakit nyut nyut nya.
       Ketika kita udah sampai dibawah, bersih bersihlah kami dan sambil menunggu teman yang sedang mandi gue makan dan mencari kendaraan. Tapi yang mencari sih temen gue, hahahaha
Kami akhirnya sewa angkot dan masih kebagian bus sampai kampung rambutan. Kami sampai di kampung rambutan subuh dan menunggu bus arah Grogol. Bus nya astagaaa lama sekali datangnya. Tetapi yang namanya penantian pasti ada hasilnya lah. Datanglah bus yang di nanti dan sampailah kami di tujuan terakhir. Grogol. Kembalilah kami ke habitat masing-masing. Kalau naik gunung utamakan safety. Apapun gunungnya, mau cuma camping atau apapun, jangan nyampah, jangan merusak, jaga sikap, lestarikan tanaman disana, jangan di potong atau dijadikan oleh2. Ga sopan namanya tuh. XD

Segitu aja cerita nya, kalau norak atau ga bagus ya gausah dibaca. Hahaha
Ini hanya hiburan semata.

              Ini ada beberapa foto dokumentasi kami bertiga.






















No comments:

Post a Comment